Jumat, 01 Mei 2015

al Ajurumiyyah : Pelajaran – 23

Pelajaran Kedua Puluh Tiga

MATAN:

الْمُعْرَبَاتُ
قال المؤلف – رحمه الله: فَصْلٌ
“الْمُعْرَبَاتُ قِسْمَانِ: قِسْمٌ يُعْرَبُ بِالْحَرَكَاتِ، وَقِسْمٌ يُعْرَبُ بِالْحُرُوْفِ. فَالَّذِي يُعْرَبُ بِالْحَرَكَاتِ أَرْبَعَةُ أَنْوَاعٍ، الْاسْمُ الْمُفْرَدُ، وَجَمْعُ التَّكْسِيْرُ، وَجَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّالَمِ، وَالْفِعْلُ الْمُضَارِعُ الَّذِي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْءٌ.
MU’RABAT

Berkata penulis rahimahullah: PASAL

“Sesuatu yang dapat di I’rab ada dua kelompok: kelompok yang di I’rab dengan Harakat dan kelompok  yang di I’rab dengan huruf, adapun (kelompok) yang di I’rab dengan Harakat ada 4 jenis; Isim Mufrad, Jamak Taksir, Jamak Muannats Saalim dan Fi’il Mudhaari’ yang tidak bersambung pada akhirnya dengan sesuatu apapun.””

PENJELASAN:

Setelah penulis rahimahullah menjelaskan secara rinci seputar Kalimat yang dapat di Irab, baik itu Isim maupun Fi’il, maka pada pasal ini beliau memberikan kesimpulan secara garis besar dari apa yang telah berlalu. Telah kita lalui bahwa Kalimat yang dapat di I’rab berdasarkan perincian penulis ada delapan:

    Isim Mufrad,
    Jamak Taksir,
    Jamak Muannats Saalim,
    Fi’il Mudhaari’ yang tidak bersambung pada akhirnya dengan sesuatu apapun,
    Al Mutsanna,
    Jamak Mudzakkar Saalim,
    Al-Asmaaul Khamsah dan
    Al-Af’aalul Khamsah.

Telah kita jelaskan semua –Alhamdulillah- satu demi satu definisi dan keadaan I’rab delapan hal diatas, baik ketika di Rafa’, di Nashab, di Khafadh/ di Jar maupun ketika di Jazem. Delapan jenis ini jika kita perhatikan dari sisi tanda I’rabnya, maka terbagi menjadi dua kelompok; kelompok yang di I’rab dengan Harakat dan kelompok  yang di I’rab dengan Huruf.

Pada pelajaran ini kita akan membahas kelompok pertama, yaitu kelompok yang di I’rab dengan Harakat. Kelompok pertama; kelompok yang di I’rab dengan Harakat, yaitu Harakat Dhammah, Fathah, Kasrah dan Sukun. Yang di I’rab dengan Harakat ada 4 macam;

    Isim Mufrad.
        مُحَمَّدٌ
        مَدْرَسَةٌ
        هِنْدٌ
    Jamak Taksir.
        التُّجَّارُ
        الأَغْنِيَاءُ
        الْمَكَاتِبُ
    Jamak Muannats Saalim.
        الْمُسْلِمَاتُ
        الْمُدَرِّسَاتُ
        الصَّالِحَاتُ
    Fi’il Mudhari’ yang tidak bersambung pada akhirnya dengan sesuatu apapun.
        يَذْهَبُ
        يَجْلِسُ
        يَحْضُرُ

Perhatian :

Sengaja kami menggunakan huruf depan pada istilah-istilah Nahwu/ bahasa Arab dengan huruf besar, yang mana hal ini agar menjadi perhatian lebih bagi pelajar saat membaca.

Demikianlah pelajaran kita hari ini. Jangan lupa untuk terus mengulang kembali pelajaran-pelajaran yang telah lewat, hal ini agar kalian semakin ingat dan paham tatkala mendapatkan pelajaran-palajaran baru, karena pelajaran-pelajaran baru yang akan kita pelajari selalu berkaitan dengan pembahasan yang telah berlalu. Baarakallahu fikum. Waffaqallahul jami’ li kulli khoirin.
-Ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 20 Dzulhijjah 1435/ 14 Oktber 2014_di Daarul Hadits_Al-Fiyusy_Harasahallah.