Sabtu, 04 April 2015

20. BAB FATHAH SEBAGAI PENGGANTI KASROH


★ Berkata Ibnu Ajurrum Rahimahullah :

وَأَمَّا الْفَتْحَةُ فَتَكُونُ عَلَامَةً لِلْخَفْضِ فِي الْإِسْمِ الَّذِيلَا يَنْصَرِفُ.

* Adapun fathah adalah tanda khafadh pada isim ghairu munsharif.

★ Berkata Syeh Muhammad Muhyidin :

* Fathah memiliki satu tempat yang padanya ia menjadi tanda khafdh suatu isim, yaitu pada isim ghairu munsharif.

* Makna isim itu ghairu munsharif adalah yakni isim itu tidak ditanwin.

* Dan pengertian isim ghairu munsharif adalah isim yang menyerupai fi’il dalam hal keberadaan dua ‘illah yang cabang, s alah satunya kembali kepada lafazh, dan yang lainnya kembali kepada makna , atau terdapat padanya isim itu satu ‘illah yang menduduki kedudukan dua ‘illah sekaligus.Illah yang terdapat pada isim dan menunjukkan kepada cabang yang kembali kepada makna ada dua :

Pertama : ‘alamiyyah,
Kedua : washfiyyah.

* Mau tidak mau harus ada salah satu dari dua illah ini pada isim yang tidak menerima tanwin.

* Sedangaan Illah yang terdapat pada isim dan menunjukkan kepada cabang dan kembali kepada lafazh ada enam ‘illah, yaitu :

1.Ta`nits tanpa huruf alif,
2. Ujmah atau kata yang berasal dari non arab,
3. Tarkib, maksudnya adalah tarkib mazji atau dua lafazh yang melebur menjadi satu,
4. Tambahan huruf alif dan nun,
5. Wazan fi’il,
6. Dan ‘adl yakni isim yang berubah dari bentuk asalnya.

* Mau tidak mau harus ada salah satu dari ‘illah ini bersama dengan keberadaan ‘alamiyyah padanya. Adapun washfiyyah maka tidak terdapat padanya kecuali satu dari tiga illah , yaitu :

1. Tambahan huruf alif dan nun,
2. Wazan fi’il,
3. ‘Adl.

* Contoh ‘alamiyyah dengan ta`nits tanpa huruf alif :

فَاطِمَةُ، وَزَيْنَبُ، وَحَمْزَةُ.

* Contoh ‘alamiyyah dengan ‘ujmah :

 إِدْرِيسُ، وَيَعْقُوبُ، وَإِبْرَاهِيمُ.

* Contoh ‘alamiyyah dengan tarkib :

 مَعْدِيكَرِبُ، وَبَعْلَبَكُّ، وَقَاضِيخَانُ، وَبُزُرْجَمِهْرُ، وَرَامَهُرْمُزُ.

Contoh ‘alamiyyah dengan tambahan huruf alif dan nun :

مَرْوَانُ، وَعُثْمَانُ، وَغَطَفَانُ، وَعَفَّانُ، وَسَحْبَانُ،وَسُفْيَانُ، وَعِمْرَانُ، وَقَحْطَانُ، وَعَدْنَانُ.

* Contoh ‘alamiyyah sesuai dengan wazan fi’il :

 أَحْمَدُ، وَيَشْكُرُ، وَيَزِيدُ، وَتَغْلِبُ، وَتَدْمُرُ

* Contoh ‘alamiyyah ma’al ‘adal :

عُمَرُ، وَزُفَرُ، وَقُثَمُ،وَهُبَلُ، وَزُحَلُ، وَجُمَحُ، وَقُزَحُ، وَمُضَرُ.

* Contoh washfiyyah dengan tambahan huruf alif dan nun :

رَيَّانُ، وَشَبْعَانُ، وَيَقْظَانُ.

* Contoh washfiyyah dengan wazan fi’il :

 أَكْرَمُ، وَأَفْضَلُ، وَأَجْمَلُ

* Contoh washfiyyah dengan ‘adal :

 مَثْنَى، وَثُلَاثُ، وَرُبَاعُ، وَأُخَرُ.


★ BAB FATHAH SEBAGAI PENGGANTI KASROH

★ Berkata Ibnu Ajurrum Rahimahullah :

وَأَمَّا الْفَتْحَةُ فَتَكُونُ عَلَامَةً لِلْخَفْضِ فِي الْإِسْمِ الَّذِيلَا يَنْصَرِفُ.

* Adapun fathah adalah tanda khafadh pada isim ghairu munsharif.

★ Berkata Syeh Muhammad Muhyidin :

* Fathah memiliki satu tempat yang padanya ia menjadi tanda khafdh suatu isim, yaitu pada isim ghairu munsharif.

* Makna isim itu ghairu munsharif adalah yakni isim itu tidak ditanwin.

* Dan pengertian isim ghairu munsharif adalah isim yang menyerupai fi’il dalam hal keberadaan dua ‘illah yang cabang, s alah satunya kembali kepada lafazh, dan yang lainnya kembali kepada makna , atau terdapat padanya isim itu satu ‘illah yang menduduki kedudukan dua ‘illah sekaligus.Illah yang terdapat pada isim dan menunjukkan kepada cabang yang kembali kepada makna ada dua :

Pertama : ‘alamiyyah,
Kedua : washfiyyah.

* Mau tidak mau harus ada salah satu dari dua illah ini pada isim yang tidak menerima tanwin.

* Sedangaan Illah yang terdapat pada isim dan menunjukkan kepada cabang dan kembali kepada lafazh ada enam ‘illah, yaitu :

1.Ta`nits tanpa huruf alif,
2. Ujmah atau kata yang berasal dari non arab,
3. Tarkib, maksudnya adalah tarkib mazji atau dua lafazh yang melebur menjadi satu,
4. Tambahan huruf alif dan nun,
5. Wazan fi’il,
6. Dan ‘adl yakni isim yang berubah dari bentuk asalnya.

* Mau tidak mau harus ada salah satu dari ‘illah ini bersama dengan keberadaan ‘alamiyyah padanya. Adapun washfiyyah maka tidak terdapat padanya kecuali satu dari tiga illah , yaitu :

1. Tambahan huruf alif dan nun,
2. Wazan fi’il,
3. ‘Adl.

* Contoh ‘alamiyyah dengan ta`nits tanpa huruf alif :

فَاطِمَةُ، وَزَيْنَبُ، وَحَمْزَةُ.

* Contoh ‘alamiyyah dengan ‘ujmah :

 إِدْرِيسُ، وَيَعْقُوبُ، وَإِبْرَاهِيمُ.

* Contoh ‘alamiyyah dengan tarkib :

 مَعْدِيكَرِبُ، وَبَعْلَبَكُّ، وَقَاضِيخَانُ، وَبُزُرْجَمِهْرُ، وَرَامَهُرْمُزُ.

Contoh ‘alamiyyah dengan tambahan huruf alif dan nun :

مَرْوَانُ، وَعُثْمَانُ، وَغَطَفَانُ، وَعَفَّانُ، وَسَحْبَانُ،وَسُفْيَانُ، وَعِمْرَانُ، وَقَحْطَانُ، وَعَدْنَانُ.

* Contoh ‘alamiyyah sesuai dengan wazan fi’il :

 أَحْمَدُ، وَيَشْكُرُ، وَيَزِيدُ، وَتَغْلِبُ، وَتَدْمُرُ

* Contoh ‘alamiyyah ma’al ‘adal :

عُمَرُ، وَزُفَرُ، وَقُثَمُ،وَهُبَلُ، وَزُحَلُ، وَجُمَحُ، وَقُزَحُ، وَمُضَرُ.

* Contoh washfiyyah dengan tambahan huruf alif dan nun :

رَيَّانُ، وَشَبْعَانُ، وَيَقْظَانُ.

* Contoh washfiyyah dengan wazan fi’il :

 أَكْرَمُ، وَأَفْضَلُ، وَأَجْمَلُ

* Contoh washfiyyah dengan ‘adal :

 مَثْنَى، وَثُلَاثُ، وَرُبَاعُ، وَأُخَرُ.



* Adapun dua ‘illah yang setiap satu ‘illah dari keduanya menduduki kedudukan dua ‘illah, adalah :

1. Shighah muntahal jumu’,
2. Alif ta`nits maqshurah atau mamdudah.

* Shighah muntahal jumu’ :

Batasannya adalah isim tersebut berupa jama’ taksir yang setelah alif taksirnya masih ada dua huruf lagi.

Contoh :

 ﻣَﺴَﺎﺟِﺪَ، ﻭَﻣَﻨَﺎﺑِﺮَ، ﻭَﺃَﻓَﺎﺿِﻞَ، ﻭَﺃَﻣَﺎﺟِﺪَ، ﻭَﺃَﻣَﺎﺛِﻞَ، ﻭَﺣَﻮَﺍﺋِﺾَ، ﻭَﻃَﻮَﺍﻣِﺚَ.

Atau setelah alif taksirnya masih ada tiga huruf lagi.

Contoh:
ﻣَﻔَﺎﺗِﻴﺢَ، ﻭَﻋَﺼَﺎﻓِﻴﺮَ، ﻭَﻗَﻨَﺎﺩِﻳﻞَ .

* Alif ta`nits maqshurah :

Contohnya :

ﺣُﺒْﻠَﻰ، ﻭَﻗُﺼْﻮَﻯ، ﻭَﺩُﻧْﻴَﺎ، ﻭَﺩَﻋْﻮَﻯ .

* Alif ta`nits mamdudah :

Contohnya :

 ﺣَﻤْﺮَﺍﺀُ، ﻭَﺩَﻋْﺠَﺎﺀُ، ﻭَﺣَﺴْﻨَﺎﺀُ،ﻭَﺑَﻴْﻀَﺎﺀُ، ﻭَﻛَﺤْﻠَﺎﺀُ، ﻭَﻧَﺎﻓِﻘَﺎﺀُ، ﻭَﻋُﻠَﻤَﺎﺀُ .

* Jadi, semua isim yang telah kita sebutkan diatas - demikian juga yang semisalnya - tidak boleh ditanwin ,namun dikhafdh dengan fathah sebagai pengganti dari kasrah.

Contoh :

 ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ

semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim khalilullah

 ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺮَ ﺃَﻣِﻴﺮِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ .

Semoga Allah meridhoi umar pemimpin orang orang beriman

* Kata ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ dan ﻋُﻤَﺮَ dikhafdh karena diawali huruf khafdh. Tanda khafdhnya adalah fathah sebagai
pengganti kasrah , karena kedua kata diatas adalah isim ghairu munsharif. Yang menghalangi dari tanwin pada kata ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ  adalah karena kata ini isim alam/alamiyah dan ajam/ nama non arab.

* Sedangkan yang menghalangi dari tanwin kata ﻋُﻤَﺮَ adalah ‘alam dan ‘adal. Silahkan dikiaskan isim isim ghoiri munshorif tersebut diatas dengan yang selebihnya.

* Isim yang ghoiri munshorif itu di khafdh kan dengan fathah dengan syarat :

- Isim tersebut tidak diawali alif lam dan tidak diidhafahkan kepada isim setelahnya.

- Adapun jika diawali alif lam atau
diidhafahkan, maka isim itu dikhafdh dengan kasrah.

Contohnya firman Allah ta’ala:

ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻋَﺎﻛِﻔُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﺟِﺪِ

Ketika kalian sedang beri'tikaf didalam masjid

 ﻣَﺮَﺭْﺕُ ﺑِﺤَﺴْﻨَﺎﺀِ ﻗُﺮَﻳْﺶٍ .

Saya melewati wanita cantik dari quraisy.

★ Sumber :

* ismailibnuisa.blogspot.in/2014/07/at-tuhfatus-saniyyah-penggantian-fathah.html?m=1

* Tuhfatus Saniyah Terjemah Muhammad Muhyidin Hal 88-92