Jumat, 10 April 2015

al Ajurumiyyah : Pelajaran – 2

 Pelajaran Kedua : ‘Alamat Isim (Kata Benda)
قال المؤلف – رحمه الله: فالاسم يُعرَفُ: بالخَفضِ، والتنوينِ، ودخولِ الألف واللام، وحروفِ الخَفضِ, وهي: مِن، وإلى، وعَن، وعلى، وفِي, ورُبَّ، والباءُ، والكافُ، واللامُ، وحروفِ القَسَم وهي: الواو، والباء، والتاء.
Berkata Penulis_rahimahullah Ta’ala: “Isim dapat diketahui dengan al khafdhu, tanwin, bisa masuk padanya alif dan lam dan huruh-huruh al khafdhu seperti; min, ila, ‘an, ‘ala, fi, rubba, ba, kaf, lam, dan huruf untuk bersumpah seperti; wawu, ba, ta.”
?Penjelasan:

Setelah penulis menyebutkan bagian-bagian kalam, yang mana kalam itu tersusun dari isim, fi’il, dan huruf, maka penulis memulai menjelaskan alamat-alamat dari tiga hal tersebut. Dengan kita mengetahui alamat masing-masingnya, kita bisa menentukan suatu kalimat, apakah dia katagori isim atau fi’il atau huruf.

Isim, dia memiliki empat alamat;

    Al Khafdhu adalah tanda harakat kasrah atau yang menggantikannya  (sebagaimana akan datang penjelasannya secara tersendiri). Alamat tersebut terdapat pada huruf akhir kalimat (bukan didepan atau ditengah)

Contohnya:

- مِنْ خالدٍ وَحَامدٍ

- عَلَى مكتبةٍ وَكُرْسِيٍّ، وحِمَارٍ، وَجَمَلٍ

Semua kalimat diatas (خالدٍوَحَامدٍ), (حِمَارٍوَجَمَلٍ), (مكتبةٍ،وَكُرْسِيٍّ) adalah isim, karena bisa menerima harakat kasrah pada huruf akhirnya.

Contoh dalam Al Qur’an:

بسمِ اللهِ الرحمنِ الرحيمِ

Empat kalimat tersebut adalah isim.

    Tanda tanwin pada akhir kata, baik dia fathatain (ـًـ ), atau dhammatain (ـٌـ) atau kasratain (ـٍـ).

Contonya:

عَمَّارٌ، نَاقَةٌ، بَيْتٌ، فِرَاشٌ

Contoh dalam Al Qur’an:

وَفِي الْأَرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ} الرعد: 3}

Kalimat: (قِطَعٌ), (مُتَجَاوِرَاتٌ), (وَجَنَّاتٌ), (أَعْنَابٍ), (وَزَرْعٌ), (وَنَخِيلٌ), (صِنْوَانٌ),( صِنْوَانٍ), (بِمَاءٍ),( وَاحِدٍ) semua adalah isim. Karena bisa menerima tanda tanwin.

    Bisa masuk padanya alif dan lam pada awal kalimat,

Contohnya :

الْحَارِثُ، الدِّيكُ، الشَّجَرَةُ، الْحَيَاءُ

Contoh dalam Al Qur’an:

الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } الفاتحة: 2}

Peringatan!

Alif dan lam menjadi alamat bagi isim adalah dengan syarat keduanya bukan huruf asli kalimat tersebut, karena jika keduanya merupakan huruf asli kalimat tersebut maka dia bukan alamat isim, seperti:

ألْقَى، أَلْزَمَ، ألْعَقَ، أَلْغَى

Empat kalimat ini bukanlah isim, karena alif dan lam pada awal kalimatnya adalah huruf asli kalimat tersebut. Empat kalimat diatas adalah fi’il. Akan datang pada pelajaran berikutnya tetang alamat-alamat fi’il.

    Menerima huruh-huruf Al Khafdhu, yaitu huruf-huruf yang apabila masuk ke dalam isim, maka mengakibatkan isim tersebut harakatnya menjadi kasrah atau yang menggantikannya,

Contoh:

خَالِدٌ فِيْ الْبَيْتِ

“Khalid didalam rumah”

-   Lafazh (خَالِدٌ) adalah isim, karena dia menerima tanda tanwin.

-   Lafazh (الْبَيْتِ) adalah isim, karena bisa menerima huruf khafdhu yaitu (فِيْ) dan juga bisa menerima tanda kasrah serta masuknya huruf alif dan lam. Sehingga terkumpul pada lafazh (الْبَيْتِ) tiga alamat isim.

الأُسْتَاذُ ذَهَبَ إِلَى الْمَسْجِدِ

“Ustadz telah pergi ke masjid”

-   Lafazh (الأُسْتَاذُ) adalah isim, karena bisa masuk padanya alif dan lam.

-   Lafazh (الْمَسْجِدِ) adalah isim, karena bisa menerima huruf khafdh yaitu (إِلَى) dan juga bisa menerima tanda kasrah serta masuknya huruf Alif dan Lam. Sehingga terkumpul pada lafazh (الْمَسْجِدِ) tiga alamat isim.

4Catatan :

Dari empat alamat isim diatas maka kita dapat simpulkan menjadi dua hal:

    Dua alamat masuk pada akhir isim, yaitu Al Khafdhu dan tanwin.
    Dua alamat masuk pada awal isim, yaitu masuknya alif dan lam dan masuknya huruf Al Khafdhu.

4PERINGATAN!

Ingat! istilah-istilah yang kita pakai dalam pelajaran ini adalah istilah yang dipakai dalam ilmu nahwu, seperti: kalimat, isim, fi’il, huruf al khafdu dan yang lainnya. Hafalkan dan ingat baik-baik makna istilah yang kita pakai, sehingga tidak tercampur dengan istilah yang ada dalam Bahasa Indonesia.

Jadi, apa yang dituntut dari kita pada pelajaran hari ini?

Yang dituntut dari kita adalah menghafal dan memahami alamat-alamat isim yang telah dijelaskan. Hal ini sangat penting, karena dengan kita menghafal dan memahaminya kita bisa membedakan antara isim dengan dua saudaranya yaitu fi’il dan huruf .

Demikianlah pelajaran kita hari ini. Insya Allah kita akan lanjutkan kembali pada pertemuan berikutnya. Wallahu a’lam bish shawab.
?ditulis oleh  Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy, 4 Muharam 1435/ 7 Desember 2013_di Daarul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah]