Kamis, 16 April 2015

23. BAB KATA KATA YANG MU'ROB DAN MU'ROB DENGAN HAROKAT.

Berkata Ibnu Ajurrum Rahimahullah:

الْمُعْرَبَاتُ قِسْمَانِ: قِسْمٌ يُعْرَبُ بِالْحَرَكَاتِ وَقِسْمٌ يُعْرَبُ بِالْحُرُوفِ.

Kata-kata yang bisa dii’rab ada dua jenis : satu jenis dii’rab dengan harakat dan satu jenis lain dii’rab dengan huruf.
Berkata Syeh Muhammad Muhyidin

Dengan pasal ini penulis rahimahullah ingin menjelaskan secara global hukum hukum yang telah disebutkan secara rinci pada tempat tempat i'rob.

Tempat-tempat i’rab yang telah disebutkan hukumnya secara terperinci ada delapan :

1. Isim mufrad,
2. Jamak taksir,
3. Jmak muannats salim,
4. Fi’il mudhari yang tidak ada sesuatupun bersambung di akhir katanya,
5. Isim mutsanna,
6. Jamak mudzakkar salim,
7. Asma`ul khamsah,
8. Af’alul khamsah.

Dan bentuk bentuk tempat-tempat i’rab ini terbagi menjadi dua bagian :

1. Dii’rab dengan menggunakan harakat,
2. Dii’rab dengan menggunakan huruf.

Dan masing masing dari keduanya akan datang penjelasannya secara terperinci.

Berkata Ibnu Ajurrum Rahimahullah:

فَالَّذِي يُعْرَبُ بِالْحَرَكَاتِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ: الْإِسْمُ الْمُفْرَدُ وَجَمْعُ التَّكْسِيرِ وَجَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمُ وَالْفِعْلُ الْمُضَارِعُالَّذِي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْءٌ.

Kata yang dii’rab dengan harakat ada empat : isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim, dan fi’il mudhari’ yang tidak bersambung dengan sesuatu apapun di akhir katanya.

Berkata Syeh Muhammad Muhyidin :

Harakat ada tiga, yaitu: dhammah, fathah, dan kasrah. Dan sukun yang diikutkan dengannya.

Kita telah mengetahui bahwa kata yang dii’rab ada dua bagian :

1. Dii’rab dengan harakat,
2. Dii’rab dengan huruf.

Dan ini adalah awal di dalam penjelasan bagian pertama yang dii’rab dengan harakat.

Bagian ini ada empat :

1. Isim mufrad,

Contohnya :

مُحَمَّدٌ dan الدَّرۡسُ

Dari ucapanmu :

ذَاكَرَ مُحَمَّدٌ الدَّرۡسَ.

Maka ذَاكَرَ adalah fi’il madhi mabni atas tanda fathah, tidak memiliki kedudukan dari i’rab. مُحَمَّدٌ adalah fa’il marfu’, tanda rafa’nya adalah dhammah yang nampak. Dan الدَّرۡسَ adalah maf’ul bih manshub, tanda nashabnya adalah fathah yang nampak. Setiap dari مُحَمَّدٌ dan الدَّرۡسَ adalah isim mufrad.

2. Jamak taksir,

Contohnya :

التَّلَامِيذُ dan الدُّرُوسُ

Dari ucapanmu :

حَفِظَ التَّلَامِيذُ الدُّرُوسَ.

Maka حَفِظَ adalah fi’il madhi mabni atas tanda fathah, tidak memiliki kedudukan dari i’rab. التَّلَامِيذُ adalah fa’il marfu’, tanda rafa’nya adalah dhammah yang nampak. Dan الدُّرُوسَ adalah maf’ul bih manshub, tanda nashabnya adalah fathah yang nampak. Dan setiap dari التَّلَامِيذُ dan الدُّرُوسَ adalah jamak taksir.

3. Jamak muannats salim,

Contohnya :

الۡمُؤۡمِنَاتُ dan الصَّلَوَاتُ

Dari ucapanmu :

خَشَعَ الۡمُؤۡمِنَاتُ فِي الصَّلَوَاتِ.

Maka خَشَعَ adalah fi’il madhi mabni atas tanda fathah, tidak memiliki kedudukan dari i’rab. الۡمُؤۡمِنَاتُ adalah fa’il marfu’, tanda rafa’nya adalah dhammahyang nampak. فِي adalah huruf jar. Dan الصَّلَوَاتِ majrur dengan sebab فِي, tanda jarnya adalah kasrah yang nampak. Setiap dari الۡمُؤۡمِنَاتُ dan الصَّلَوَاتِ adalah jamak muannats salim.

4. Fi’il mudhari’ yang tidak ada sesuatu pun bersambung di akhir katanya.

Contohnya :

يَذۡهَبُ

Dari ucapanmu :

يَذۡهَبُ مُحَمَّدٌ.

Maka يَذۡهَبُadalah fi’il mudhari’ marfu’ karena tidak ada amil nashab dan jazm. Tanda rafa’nya adalah dhammah yang nampak. Dan مُحَمَّدٌ adalah fa’il marfu’, tanda rafa’nya adalah dhammah yang nampak.

Sumber :

Terjemahan Tuhfatus Saniyah Muhammad Muhyidin Hal 100 - 103

http://ismailibnuisa.blogspot.in/2013/10/at-tuhfatus-saniyyah-kata-yang-diirab.html