Rabu, 29 April 2015

al Ajurumiyyah : Pelajaran – 21

   
Pelajaran Kedua Puluh Satu : Bab Alamat Jazm

MATAN:

قال المؤلف – رحمه الله: “وَلِلْجَزْمِ عَلاَمَتَانِ: السُّكُونُ، وَالْحَذْفُ.”

Berkata penulis rahimahullah : “Jazm, ia memiliki dua alamat: Sukun dan Hadzfu (membuang).”
?PENJELASAN:

Pada pembahasan yang telah lalu, kita telah mempelajari tiga jenis I’rab, yaitu Rafa’, Nashab dan Khafadh atau Jar, dan telah berlalu pula pembahasan masing-masing alamatnya. Sekarang kita memasuki jenis keempat atau terakhir dari macam-macam I’rab, yaitu Jazm. Diterangkan oleh penulis kitab ini, bahwa Jazm memiliki dua alamat; Sukun dan Hadzfu (membuang).

—————————————————————————————–

MATAN:

قال المؤلف – رحمه الله:”فَأَمَّا السُّكُونُ فَيَكُونُ عَلاَمَةً لِلْجَزْمِ في الْفِعْلِ الْمُضَارِع الصحيح الآخر.”

Berkata penulis rahimahullah : “Adapun Sukun, maka ia menjadi alamat bagi Jazm pada Fi’il Mudhari’ yang shahih akhirnya.”

—————————————————————————————–

Penjelasan:

Alamat pertama adalah Sukun. Harakat Sukun, ia menjadi alamat bagi Jazm hanya pada satu tempat saja, yaitu Fi’il Mudhari’ yang shahih akhirnya.

Masalah: Apakah yang dimaksud dengan Fi’il Mudhari’ yang shahih akhirnya?

Ia adalah Fi’il Mudhari’ yang huruf akhirnya bukan huruf ‘Illah, yaitu Alif, Wawu dan Ya.

Contohnya:

    يَذْهَبُ

“Sedang atau akan pergi”

    يَسْأَلُ

“Sedang atau akan bertanya”

    يَجْلِسُ

“Sedang atau akan duduk”

    يُسَافِرُ

“Sedang atau akan melakukan perjalanan”

Kalian perhatikan 4 Fi’il Mudhari diatas!

Keempat Fi’il Mudhari’ diatas dinamakan Fi’il Mudhari’ yang shahih akhirnya, karena huruf akhir dari Fi’il Mudhari diatas bukan Alif, Wawu maupun Ya.

Perhatian:

Jika kalian mendapatkan Fi’il Mudhari’ yang berakhiran huruf Alif, Wawu atau Ya, maka Fi’il Mudhari’ tersebut dinamakan Fi’il Mudhari’ yang Mu’tal akhirnya. Hal ini akan dibahas pada pertemuan selanjutnya in syaa Allah.

Baiklah, setelah kalian telah mengerti arti Fi’il Mudhari’ yang shahih akhirnya, maka ketahuilah bahwa jika ada ‘Aamil Jazm masuk pada Fi’il Mudhari’ tersebut maka alamat Jazm Fi’il Mudhari’ tersebut adalah Sukun.

Contoh:

    لَمْ يَذْهَبْ أَخُوْكَ.

“Saudaramu belum pergi”

    لَمْ يَسْأَلْ خَالِدٌ الْمُدَرِّسَ.

“Khalid belum belum bertanya kepada pak guru”

    لَمْ يَجْلِسْ حَامِدٌ عَلَى الْكُرْسِيِّ.

“Hamid belum duduk diatas kursi”

    لَمْ يُسَافِرْ حَمْزَةُ.

“Hamzah belum melakukan perjalanan”

Perhatikanlah empat contoh diatas!

Pada empat Jumlah diatas, kalian mendapatkan kalimat (يَذْهَبْ), (يَسْأَلْ), (يَجْلِسْ), dan (يُسَافِرْ) semua dalam keadaan Majzum (di Jazm), hal ini disebabkan karena adanya ‘Aamil Jazm yang masuk padanya. Apabila ada ‘Aamil Jazm masuk pada Fi’il Mudhari’, maka mengharuskan ia menjadi Majzum, sedangkan alamat Jazm dari keempat Fi’il Mudhari’ diatas adalah Sukun, karena keempat Fi’il Mudhari’ tersebut adalah Fi’il Mudhari’ yang shahih akhirnya.

Kesimpulan:

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa jika kalian mendapatkan Fi’il Mudhari’ yang shahih akhirnya dimasuki ‘Aamil Jazm maka alamat Jazm-nya dengan Sukun.

Masalah: Apa itu ‘Aamil Jazm?

Hal ini akan dibahas pada babnya tersendiri.

Jadi, apa yang dituntut dari kita pada pelajaran hari ini?

Kita dituntut oleh penulis kitab ini untuk menghafal dan mengenal alamat-alamat I’rab, yaitu apakah alamat I’rab suatu kalimat ketika Majzum/ di Jazm?

Adapun kita mengetahui kapan Fi’il itu Majzum maka hal ini akan dibahas pada babnya tersendiri. Yang terpenting bagi kita sementara ini adalah mengenal tanda-tanda I’rabnya terlebih dahulu dan jangan kalian terpusingkan dengan sesuatu yang belum datang penjelasannya!

Demikianlah pelajaran kita hari ini. Kita akan lanjutkan -in syaa Allah- pada pertemuan yang akan datang. Barakallahu fikum. Waffaqallahul jami’ li kulli khoirin.
-Ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 5 Dzulhijjah 1435/ 29 September 2014_di Daarul Hadits_Al-Fiyusy_Harasahallah.